Langkahnya lebar dan
gegas. Ia tak berusaha menyamakan langkahnya denganku. Aku sedang ogah
mengikuti dan memilih menikmati hutan itu dengan langkah biasa.
Ia berjalan terus.
Kubiarkan jarak merentang. Kupotret punggungnya yang menjauh itu. Akhirnya aku menyadari
benar, berbalik dan menyamakan langkah denganku, baginya, menjadi hal yang tak
mungkin.
(6 Maret 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar