Kamis, 26 Mei 2016

Angan Tuntaskan Angan

          Aku merasa lelaki itu mirip kekasihku. Tentu saja dia bukan kekasihku. Sudah beristri pula. Tapi aku sering merasa dia mirip dengan kekasihku.
          Kekasihku di kota lain. Ketemu sebulan barangkali sehari atau dua hari. Itu sudah mewah. Hubungan yang tak pernah aku inginkan. Karena aku ingin tiap hari bertemu. Karena aku bukan orang yang kuat menahan rindu.
          Kembali si pemirip kekasihku. Aku sering melihatnya. Membalas kata-katanya dengan selalu berpikir bahwa dia makin mirip kekasihku. Badannya yang tidak tinggi, agak berisi, dan kata-katanya yang terus terang.
          Suatu hari ia melihat mataku lalu masuk ke dalamnya. Tanpa berpikir kusambut saja ia. Kukalungkan dua tanganku ke lehernya lalu kukecup bibirnya. Aku yang penuh rindu kepada kekasihku, membayangkan ia adalah sang kekasih yang lantas habis kupeluk dan kucium. “Aku rindu, aku rindu.”
***

          Ada perempuan yang mirip istriku di kantor. Badannya kurus dan keras hati. Kami sering bertukar tatap tanpa sengaja. Seperti kali itu.

          Ia tiba-tiba masuk ke dalam anganku. Dalam angan itu ia memeluk leherku dan mengecup bibirku dengan penuh rindu. Entah, aku merasakan betul rindunya. Entah, aku merasa rindunya bukan untukku. Ya tentu saja aku juga tak merindunya. Karena ia cuma mirip istriku.