Kamis, 03 September 2015

Malam Bulan Gendut

Malam, Bulan Gendut.
          Begini, aku sedang resah. Ya, kau pasti tahu itu. Kalau tidak, kau tentu heran untuk apa aku menulis. Ya, ya, pasti begitu.
          Pernah aku begitu semangat menyambut malam bahkan aku tak sabar menanti malam. Malam begitu menyenangkan. Malam berarti bertemu dengannya. Malam berarti kepala kami akan saling bersandar lalu bercerita omong kosong dengan perasaan senang.
          Sementara itu, sekarang, keadaannya berbalik. Aku makin takut bertemu malam. Malam berarti sepi. Hilang api. Malam menjadi angkuh. Malam tidak mau berteman. Aku lari mencari matahari. Percuma. Karena ini malam. Matahari mana yang begitu bodoh muncul pada malam hari? Bisa habis dia.

(28 Agustus 2015)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar