Malam, Bulan Gendut.
Begini,
aku sedang resah. Ya, kau pasti tahu itu. Kalau tidak, kau tentu heran untuk
apa aku menulis. Ya, ya, pasti begitu.
Pernah
aku begitu semangat menyambut malam bahkan aku tak sabar menanti malam. Malam begitu
menyenangkan. Malam berarti bertemu dengannya. Malam berarti kepala kami akan
saling bersandar lalu bercerita omong kosong dengan perasaan senang.
Sementara
itu, sekarang, keadaannya berbalik. Aku makin takut bertemu malam. Malam berarti
sepi. Hilang api. Malam menjadi angkuh. Malam tidak mau berteman. Aku lari
mencari matahari. Percuma. Karena ini malam. Matahari mana yang begitu bodoh
muncul pada malam hari? Bisa habis dia.
(28 Agustus 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar