Minggu, 26 Juli 2015

Sepi dan Kesepian



          Aku yakin banyak di antaramu akan mengacungkan jari saat kutanya: apa kau suka sepi?
          Namun, apa ada yang menjawab ya bila kusodorkan: apa kau suka kesepian?
          Aku, secara pribadi, suka sepi. Untuk beberapa kasus, aku suka menyepi. Tapi, aku tak pernah suka kesepian.
          Terbangun dari tidur di pagi hari, ada suara kokok ayam, detak jam weker, suara panci, tapi kesepian.
          Di tengah siang, kala matahari sedang riang-riangnya, terdengar celoteh anak-anak, suara orang-orang ngobrol  tentang pekerjaan, suara ketak-ketik komputer, tapi kesepian.
          Kaunyalakan mesin mobil, nyalakan televisi dengan suara nyaring, suara denting oven, tapi kesepian.
          Sementara itu, ada orang yang di puncak gunung sana, sepi, jauh dari keramaian, tapi tidak kesepian.
          Ah, apa kesepian, sebagaimana bahagia, juga faktor “merasa”?

(2 Juni 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar