Kamis, 12 Juni 2014

June, Hai June

Dear June,
          Salah satu hal yang mengesalkan adalah saat kau ditinggal tidur padahal kau sedang sangat ingin mendengar suaranya. Kau menanti teleponnya, menanti suaranya melantun dari seberang sana.
          Yang lebih mengesalkan, kau tidak bisa menyalahkan orang yang ketiduran. Tidur itu anugerah, June. Tuhan memberi waktu istirahat untuk tubuh-tubuh yang lelah. Kau tidak bisa menyalahkan orang yang tertidur di tengah pembicaraan atau tertidur di tengah penantianmu yang menggebu. Kautahu mereka perlu istirahat.
          Kau memang akan mengecek jam berkali-kali. Kau mungkin juga akan mengambil buku untuk kauhempas kembali karena sebenarnya kau hanya melihat huruf, tidak bisa membaca. Pikiranmu sedang ada kepadanya.
          Matamu segar bugar, June. Kau takut kalau-kalau kau melewatkan telepon darinya. Kaupikir ia bisa saja tiap saat membuat teleponmu berbunyi—biasanya dengan suara parau ia akan bilang, “Aku ketiduran. Kamu belum tidur? Hoaahm….”
          Kesal dan lega berpadu sekaligus, June. Kesal karena santai sekali ia bilang begitu—padahal kau menantinya dengan sangat. Lega karena akhirnya kau mendengar suaranya dan penantianmu lunas sudah.

June, hai June, kaudengar aku?
Ah, kau tertidur juga rupanya. Bagus untukmu. Pikiranmu sudah tenang, sehingga kau tidur lebih cepat daripada aku.

Selamat malam.

(6 Juni 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar