Selasa, 17 Juni 2014

Hati-hati dengan Aku Rindu Kepadamu

          Ada sesuatu di antara kami. Ini tak bisa kujelaskan dengan logika kebanyakan. Ah, sengaja kuceritakan kepadamu biar kau bisa bantu aku: sebenarnya apa yang terjadi?
          Tidak, tidak, aku tidak bisa berkata ini hal yang buruk. Em, tapi, ah ya, kaunilai sendiri saja setelah mendengar ceritaku.
          Mulanya rindu.
          “Apa kaurindu kepadaku hari ini?” tanyanya.
          “Memangnya kalau aku bilang ‘aku rindu kepadamu’ lantas kau akan muncul di depan pintu kantorku begitu saja?”
          Berikutnya sesuatu yang aneh terjadi. Dunia tempatku berpijak sempat berputar beberapa detik. Kukira aku kena vertigo atau akan pingsan atau ada gempa.
          “Tidak ada gempa,” begitu menurut temanku ketika kuutarakan pikiranku tentang gempa.
          Teleponku berbunyi. Tanpa menungguku bilang halo, ia sudah menyambar di seberang sana, “Apa yang kaulakukan?”
          Aku bingung. “Apa yang kulakukan?”
          “Ya, apa yang kaulakukan?” tanyanya lagi.
          Aku makin tak mengerti.
          Ia menyahut tak sabar. Katanya, “Aku sekarang berdiri di depan pintu kantormu!”
          Ah, Benar saja! Dia di sana! Aku melihatnya berdiri tepat di depan pintu kantorku.
          Ini tidak hanya sekali-dua kali terjadi. Tiap kali aku bilang kepadanya “Aku rindu kamu”, tahu-tahu ia sudah muncul di depan pintu kantorku begitu saja, sehingga kau barangkali bisa berpikir dia tiba-tiba muncul dari pot di depan kantor atau dari kotak tisu.


(3 Juni 2014) 

4 komentar:

  1. andai sebahagia itu, kalau aku tiap bilang "aku rindu kamu" dadaku rasa dikais balok es.

    BalasHapus
  2. nyamuk jantan tidak menghisap darah kakaak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hem, ini komen untuk postinganku yang "Nyamuk yang Jatuh Cinta" mungkin, ya? ._.

      Hapus