Rabu, 25 Juli 2012

#MagicalRamadan #Day 4

Tujuh hal mengenai kondisi kesehatan yang kusyukuri

Tanpa babibu, aku bersyukur atas:
1. Masih bisa bernafas
      Pernah (em, oke, kayaknya agak sering, terutama deket-deket asap), aku sangat susah bernafas. Oksigen seperti enggan masuk ke hidung seolah baru sampai lubang hidung lalu ia putar balik. Ini sangat menyiksa, Kawan!
     Begitu juga kalau flu. Terlalu banyak cairan di hidung membuat pernafasan terganggu. Perlu bantuan mulut untuk mengambil oksigen dari sekitar--yang padahal bukan cuma oksigen aja yang masuk dan nggak bisa disaring.
     Jadi, kalau sekarang kita bisa bernafas dengan lega, bebas, dan teratur, tentu ini hal yang patut disyukuri. Ya, kan?

2. Masih bisa menelan
     Pernah beberapa tahun lalu aku kesulitan menelan makanan. Betul-betul susah. Susah-susah betul. Bubur aja nggak bisa nelan. Bubur lho bubur... apalagi makanan lain? Minum susah. Apalagi ngomong. Yang aku ingat, waktu itu aku hanya bisa menelan regal yang sudah dihaluskan sehalus-halusnya. Betul-betul bayi. Bahkan bayi pun masih bisa minum dengan lancar. Huft, syukurlah masa itu telah berlalu. Fix aku nggak  mau mengulang masa-masa itu. *Kurangi nelen kulit duren bulat-bulat

3. Sembuh dari tipes
    Hasil lab tahun 2003 bilang ada Salmonella Thyphio di tubuhku. Aku divonis kena tipes. Aku ingat betul waktu itu aku dalam masa ujian praktik SMA. Alhasil, karena kena tipes aku tidak ikut praktik olahraga (kayaknya sih akhirnya susulan).
    Tahun 2004 aku divonis kena tipes lagi. Harus beristirahat di rumah lagi. Obatku adalah cacing. Hiy! Tapi yang menggelikan dari kisahku minum kapsul (yang ternyata isinya cacing) adalah adikku (akhirnya) kapok minum obat sembarangan. Adikku emang punya hobi minum obat apa pun punya siapa pun meski dia nggak sakit. Namun sejak dia minum kapsul cacingku, dia kapok minum obat seenaknya karena dia geli dengan cacing. Hahahaha.. Sembarangan, sih! *celingak-celinguk semoga abis ini nggak dijitak*

 4. Merasakan sakit perut menstruasi
     Awalnya aku nggak pernah sakit perut saat menstruasi. Teman-temanku sering bercerita tentang pengalaman sakit perut mereka bahkan ada yang tiap bulan pasti absen sekolah gara-gara sakit perut. Mereka bilang sakit banget kayak mau melahirkan (yang kemudian mereka ralat, kan belom pernah ngelahirin). Yang lainnya bilang kayak pengen kentut tapi nggak keluar dan kentutnya kayak masuk lagi ke badan. Nah, lo?
    Saat itu aku sangat berharap aku bisa sakit perut juga. Yah, habis, yang lain punya cerita masa aku nggak? Sekarang, syukurlah, cita-citaku tercapai. Hampir tiap bulan aku sakit perut, kadang-kadang disertai demam. Jadi punya cerita deh akuh. Hehehe..
dan jadi tahu betapa nikmatnya tidak sakit perut saat menstruasi. Hehehe..

5. Pingsan 
    Tentang ini aku pernah nulis di sini.
Tahulah aku kini bahwa tidak pingsan itu sangat nikmat. Syukurlah!

6. Asam Urat
    Aku divonis kena asam urat oleh dokter. Padahal umurku baru 12 tahun. Em, oke, ngaku deh, aku kelahiran 1901 seangkatan Bung Karno dan Edward Cullen. Hehehehe... .
    Kalau kumat, kakiku membengkak dan nyeri bukan main. Teman-temanku sering menertawakanku karena menurut mereka asam urat adalah penyakit orang tua. Aku sering membantah mereka. Bagiku ini semacam dekonstruksi. Asam urat bukan monopoli kaum tua. Orang muda juga bisa dong kena asam urat? Yeay! Hahahaha... .
    Bagaimanapun, aku bersyukur belakangan kakiku tidak sering kumat dan berkat si asam urat ini aku jadi lebih memperhatikan kakiku. Allah memberi dua kaki untukku dan seharusnya aku jaga mereka  sebaik yang aku bisa.

7. Kesehatan mereka
    Sebetulnya kalau dideretkan penyakitku sendiri ada banyak. Ini jerawat belum masuk. Jangan kaupikir aku akan menulis bahwa jerawat mengganggu. Sebaliknya. Bagiku jerawat itu sangat mengagumkan. Menghias wajah seperti langit bertabur bintang, bukan seperti kali bertabur sampah bungkus somay, mie instan, dan sebagainya.
   Oh, oke, subjudulnya kesehatan mereka. Aku bersyukur, sangat, orang-orang di sekitarku diberi kesehatan  oleh Allah. Merekalah yang pertama-tama memperhatikan kondisi kesehatanku. Betapa tidak tahu berterima kasihnya aku jika tidak melakukan sesuatu untuk mereka--walaupun itu sebatas doa. Ya, semoga mereka selalu dilindungi Allah dan diberi kesehatan. Juga semoga aku selalu ada saat mereka  membutuhkanku.


Alhamdulillah. Terima kasih, terima kasih, terima kasih ya Allah... . ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar