Senin, 30 Mei 2011

Betapa ringannya tanganmu, Pak!

Betapa ringannya tanganmu, Pak!
Tiba-tiba sudah mampir di pipi
lanjut terbang mampir ke leher.
Bapak pikir saya lalat?

Betapa ringannya kakimu, Pak!
Tiba-tiba sudah membuat sarang di perut
lanjut saya tersuruk di sudut.
Bapak pikir saya bola sepak?

Saya masih manusia.
Sama saja seperti Bapak.
Tapi,
mengapa tanganmu begitu ringan?
Mengapa kakimu mudah melayang?

Jika aku ambil panci sebagai pengganti tangan
dan sapu sebagai pengganti kaki
maka meluncurlah label di dahiku:
"durhaka".



(Selalu semangat, Kawand..)

ulangi lagi, dong!

Jam 8 malam tadi saya pergi ke kondangan.
Saya memang agak terbiasa kondangan jam segitu
toh, biasanya belum bubar
atau belum benar2 bubar acaranya
apalagi rumahnya masih lumayan deket2 rumah saya..

Sesampainya di TeKaPe,
ternyata eh ternyataa
resepsinya udah bubaran beneran!
Bangku udah tersudut rapi.
Paling sekedip mata itu tenda juga udah dilipet.

Berhubung udah sampe,
ya udah, dong, saya masuk aja dengan pede tak bersalah.

Apa sambutan sang Nyonya rumah?

"ya, ampun, Kak Ikaa..
Ko baru dateng gini arii?
Pasti nggak baca undangannya ya?
Kan acaranya cuma sampe jam enaaam.."

(jiaaaaah.. Jadi cuma sampe jam enaam?)

*nyengirr

**nyari2 alasan

***nggak nemu

****malah keingetan "Kick Andy" kemaren malem bagian Agustinus Wibowo. Doi cerita, waktu di Uzbekistan (atau deket2 situlah), doi dateng ke acara nikahan (catatan: undangan dibagikan dengan cara disebar di pasar).
Doi dateng pas acara udah bubaran.
Nggak mau ngecewain tamunya atau apa, sang Tuan rumah bersedia mengadakan upacara ulang.
Ya, khusus buat tamu yang datang pas acara bubaran, mereka pun mengulang pernikahan mulai dari tarian sampe tangis-tangisan segala!
Wedew.

*****mungkin nggak ya begitu di sini?

******sadar.

nggak mungkin.

Wani piro?

turun, nih!

Anda perempuan?
sering melakukan aksi "turun, nih!"?
aha.
cekibrotlaahh..


eh, ada yang nggak tau?
oke,
saya jelaskan dulu apa itu aksi "turun, nih!"
aksi "turun, nih!" adalah sebuah aksi simpatik-posesip-prepentip-proaktip-propokatip (halah, ngasal!) 
yang dilakukan oleh perempuan bila kesal terhadap kekasihnya (atau siapanyalah itu) tetapi posisi masih nangkring di atas kendaraan bermotor.


hal yang bikin perempuan kesal hingga ia berniat ingin turun dari kendaraan bermacam-macam.
misalnya,
cowoknya: "Beb, kamu belom mandi, ya?"
ceweknya: "Apa, sih? udahlah. kenapa emang?" (tersinggung)
cowoknya: "kok ada bau nggak sedap, ya?"
ceweknya: "trus, maksudnya yang bau itu PASTI akuuuuu?"


sedetik kemudian..
ceweknya: "udah. turunin aku di sini."


nah, itu contoh aksi "turun, nih!".
pernah?


em, di sini saya akan membantu bagi yang sering melakukan aksi ini.
(uhuk, nggak usah terima kasih).
ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk melakukan aksi ini.


1. PASTIKAN kekasih Anda (atau siapalah itu) adalah benar-benar orang yang sayang, atau (paling nggak) baeklaah terhadap Anda. jangan pilih pria yang nggak tahu diri, tegaan, dan cuek kelewatan.
kenapa?
ini penting, sist.
karena bisa-bisa kamu beneran diturunin dan ditinggal pulang.
yang tadinya kesel jadi makin mangkel, kan?


2. taapiii..
kalo emang ditinggalin beneran, ya.. ya, udah.
ini tips selanjutnya.
sebelum berangkat, PASTIKAN tas Anda berisi uang, bukan cuma aksesoris, doang..
jadi, meskipun ditinggal di jalan, Anda bisa naek taksi, naek ojek, atau naek angkot kalo tahu ditinggal di daerah mana.


3. aha.
masih terkait dengan kalimat terakhir tips sebelumnya.
pengetahuan tentang seluk-beluk Jakarta (atau tujuan kita) itu penting, sist.
sebelum bepergian, harusnya kita sudah tahu akan ke mana dan PASTIKAN tahu jalan-jalannya untuk mengantisipasi terjadinya adegan ini.
eng, atau nggak, bawa peta juga nggak papah.. :D


4. em, kalo misalnya Anda benar-benar ditinggal di jalan dan ternyataaaaaaa nggak bawa uang,
ini malapetaka.
eh, tapi tenang.
sejak awal, PASTIKAN dulu hape Anda ada pulsanya.
nah, hubungi tuh dewa-dewa penolong Anda (yang entah siapa lagi itu).
beres.


5. kemungkinan terburuknya,
jika Anda nggak bawa uang,
pulsa nggak ada,
dan beneran ditinggal di jalan,
ya, ya, udah..
jalan kaki ajah.
untuk menjalankan tips ini, PASTIKAN Anda sehat (minimal) secara fisik.
tanamkan sugesti dalam diri Anda bahwa Anda adalah olahragawan tingkat dewa.
*ngebayangin: diturunin di daerah priok tapi rumah di Jatiwaringin.
trus, jalan kaki gitu?
kurang dewa apa, coba?
-_______________-"
  
6. tips terakhir.
PIKIRIN mateng-mateng deh kalo mo ngelakuin aksi ini.
prinsipil atau nggak hal yang kita permasalahkan.
kalo dia hampir membunuh Anda karena Anda menolak dia,
ya itu sih udah kaga pake mikir 2x kaleeee..
cuma kenal satu kata:
TURUN.
hih.
dia pikir dia siapa?

Kamis, 19 Mei 2011

Apa hidup harus begitu?

Apa hidup harus begitu?
Seorang perempuan muda berkaca mata hitam
tidak turun dari BMW-nya
ketika mengisi bensin.

Apa hidup harus begitu?
Seorang ibu-ibu menggendong bayi entah anak siapa
untuk meratap di jalanan.

Apa hidup harus begitu?
Seorang pria legam
terbakar matahari
bertelanjang dada
berlumpur-lumpur
memasukkan entah kabel apa itu di pinggir jalan.

Apa hidup harus begitu?
Seorang kakek berkeliling
membawa gerobak rujak.

Apa hidup harus begitu?
Seorang ibu mencium duit
bahkan sujud syukur
karena mendapatkan uang segepok
yang harus dihabiskan dalam jangka waktu sekian lama
dan direkam dalam kamera.

Apa hidup harus begitu?
Dua orang anak terlelap
dalam gerobak bergabung dengan barang-barang hasil pulungan
dan kedua orang tuanya mendorong gerobak.

Apa hidup harus begitu?
Seorang perempuan menor
berbaju kesempitan
mengedip-ngedip bukan cacingan
melambai-lambai kepada segala pengguna kendaraan.

Apa hidup harus begitu?
Seorang anak usia SD
tidak melanjutkan sekolah
demi menjaga adiknya
karena neneknya bekerja menjadi buruh petik sayur
dan ibunya bekerja di Arab.

Apa hidup harus begitu?
Seorang anak SD
berkata dengan mudahnya,
“Oh, sepatu lu 200 ribu?
Ko murah, sih?
Beli di mana?”

Apa hidup harus begitu?
Seorang nenek rela membayar 100 ribu
untuk seseorang yang bisa mengerjakan PR PKn milik cucunya.

Apa hidup harus begitu?
Seorang pria membatalkan lagi pertemuannya
dengan perempuan yang jelas-jelas mendambanya.

Apa hidup harus begitu?
Seorang anak 3 SD
terbiasa berkata cabul
dan mengintip kakaknya mandi.

Apa hidup harus begitu?
Sepasang kakek nenek
makan nasi sebungkus berdua
tersenyum sederhana
di pelataran parkir.

Apa hidup harus begitu?
Dengan mudahnya
orang berkata,
“Kenapa hidup gue sengsara banget?”

Apa hidup harus begitu?
Seorang perempuan tergila-gila
kepada seorang pria yang hampir tidak dikenal
yang dikenal hanya dari dunia maya
yang barangkali sekadar lewat dalam hidupnya.

Sekarang bilang,
Apa hidup harus begitu?
Bagaimana seharusnya hidup itu?

Hati punya logika sendiri

Tiba2 saya teringat dengan karakter permaisuri di film Korea "Princess Hours".
Di film tersebut,
sang permaisuri raja merupakan tokoh taat adat yang terkesan kaku.

Yang menarik perhatian saya,
meskipun terkadang tampak kaku dsb
ia juga merupakan orang yang sangat setia dan sangat mencintai suaminya.

Ya, ia sangat setia
dan sangat mencintai suaminya
walaupun ia tahu benar bahwa
hati suaminya bukan miliknya
tetapi milik orang lain
--dan mungkin seumur hidup begitu.
(dalam cerita tersebut dikisahkan raja mencintai dan menjalin hubungan dengan iparnya).

Sang permaisuri tampak luar biasa
(saya nggak tahu istilah yang tepatnya,
saya pikir "luar biasa" cukup mewakili
ketimbang "aneh", "tidak biasa", atau "bodoh")

ia berpuluh tahun mencintai
dan tinggal bersama orang yang tidak mencintainya.
(terbuat dari apa, ya, hatinya itu?)

Sang raja juga tak terkejar logikanya.
Ia bersikap baik tetapi tetap tak bisa memberi cintanya.
Ia membiarkan hatinya tetap di luar sana.

Benar2 logika yang sulit dicerna.

Kenapa si suami tidak mencintai istrinya yang mencintainya saja?

Kenapa juga si istri tetap mencintai suami yang jelas2 tidak mencintainya dan lebih memilih memberi hatinya kepada orang lain itu?

Benar2 hati memiliki logikanya sendiri..

Senin, 16 Mei 2011

Mengapa "Rumah Matahari"?

mengapa blog ini pake nama "Rumah Matahari"?



jawabannya,


ya, karena saya suka.

cukup.
^^







"rumah matahari" buatanku..



Rabu, 11 Mei 2011

PERTOLONGAN

Menurut gw,
Pertolongan orang lain bikin lu terikat ma orang itu..
Iya kalo lu ditolong oleh orang yang lu inginkan..
Nah, kalo ditolong ma orang yang nggak lu inginkan?

Emm..
Kurang lebih kayak hubungan Snape ma Harry Potter itulah..
Nggak suka tapi terikat.
Berbeda tapi saling mengerti.
Membenci tapi nggak bisa pisah.
Nggak asoy, kan?

Truz,
Apa ada pertolongan murni tanpa rasa bersalah?